PRINSIP UTAMA KONSERVASI BANGUNAN BERSEJARAH
Konservasi adalah proses merawat bangunan dan tempat-tempat dan mengelola perubahan sedemikian rupa dengan tujuan untuk mempertahankan karakter dan ciri khusus dari suatu bangunan bersejarah.
Bangunan bersejarah adalah sumber daya yang unik. Setelah hilang, itu semua tak mungkin tergantikan. Jika unsur tersebut memiliki kualitas yang baik dan kemudian terdegradasi, maka ini jarang dapat diperoleh kembali. Kerusakan dapat disebabkan dengan karakter struktur bersejarah sebanding dengan banyaknya -perhatian dan juga sebaliknya yaitu oleh kelalaian. Restorasi yang berlebihan juga dapat membahayakan kualitas khusus bangunan dengan hilangnya detail, bahan dan pengerjaan yang, sementara kadang-kadang tampak kecil artinya dalam diri mereka sendiri, dapat berkontribusi pada karakter bangunan dan membuatnya istimewa. Untuk alasan ini, sangat penting bahwa proposal untuk bekerja dengan struktur yang dilindungi, harus diperiksa dengan rinci. Itulah sebabnya dalam tindakan konservasi bangunan bersejarah sudah seharusnya tidak mengabaikan detai-detail arsitektur sekecil apapun untuk mempertahankan karakter bangunan yang hendak dikonservasi.
Tindakan untuk mempertahankan struktur bangunan bersejarah tidak berarti struktur tersebut harus tetap digunakan dengan kaku. Tindakan konservasi yang baik mengijinkan penambahan dan penyusuaian baru terhadap perubahan kebutuhan baru namun tetap mempertahankan hal-hal yang khusus dalam sebuah persyaratan konservasi bangunan bersejarah. Tantangan yang harus dihadapi oleh para pemilik bangunan bersejarah ( berbeda dengan bangunan bersejarah klasik yang pada umumnya dikuasai oleh negara), pejabat yang berwenang, semua yang terlibat dalam konservasi artitektural adalah mengidentifikasi bagaimana dan bagaian mana tidakan konservasi akan dilakukan tanpa mengakibatkan kerusakan. Penambahan dan semua bentuk intervensi harus dilakukan dengan
rasa hormat pada struktur dan kualitas mula-mula dari bangunan tersebut dan tidak boleh menyebabkan kerusakan pada bahan bangunan asli baik dalamjangka waktu lama maupun waktu dekat.
Metode yang terbaik dalam tindakan konservasi adalah tetap membuat bangunan bersejarah tersebut
tetap digunakan secara aktif. Ketika didapati bahwa bangunan tersebut adalah bangunan bersejarah yang memiliki kualitas dan kelangkaan, maka setiap tindakan harus dilakukan sedemikian rupa yang bertujuan untuk menemukan jalan keluar yang memungkinkan bangunan tersebut dapat dipergunakan untuk kegiatan baru tanpa merusak karakter dan kekhususan bangunan bersejarah tersebut. Untuk mengurangi resiko kerusakan dan demi menjaga karakter bangunan lama maka penggunaan pada bangunan tersebut seyogyanya tetap pada tujuan mula-mula bangunan tersebut dibangun. Sebagai contoh, jika bangunan lama digunakan sebagai rumah tinggal maka penggunaan baru juga sebaiknya digunakan untuk rumah tinggal juga.
Jika bangunan lama tersebut akan digunakan untuk tujuan baru maka semua tindakan konservasi harus dilakukan seminimal mungkin dengan menjaga dari segala kerusakan, kehilangan, bahan bangunan mula-mula dan kekhususan bangunan tersebut. Namun jika bangunan tidak memungkinkan untuk digunakan kembali maka sebaiknya bangunan tersebut dijadikan sebagai
landmark yang akan memberikan karakter pada lingkungan ataupun kota. Seperti kata pepatah: suatu lingkungan atau kota yang tidak memiliki bangunan lama seperti sebuah rumah tidak memiliki album foto.
Noercahyo E Pradono.